Search

5 Gejala Intoleransi Laktosa Pada Bayi dan Cara Efektif Mengatasinya

Masalah intoleransi laktosa pada bayi sering kali terjadi di Indonesia. Sebagai orang tua, tentu Mama dan Papa perlu tahu ciri-ciri bayi terkena intoleransi laktosa. Dengan begitu Mama dan Papa mampu mengatasi intoleransi laktosa yang dialami Si Kecil. Yuk, simak lebih lanjut informasi seputar intoleransi laktosa di sini!

Mengenal Apa Itu Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah masalah pencernaan yang dialami seseorang karena tidak dapat sepenuhnya mencerna gula atau laktosa di dalam susu atau produk olahannya. Akibatnya orang dengan kondisi ini akan mengalami diare dan perut terasa kembung setelah mengonsumsi makanan atau minuman dari susu.

Seberapa Umum Intoleransi Laktosa?

Tahukah Mama? Intoleransi laktosa merupakan keadaan yang umum terjadi pada manusia. Sekitar 65% populasi manusia di dunia ternyata mengalami intoleransi laktosa, lho.

Namun kondisi ini sebenarnya jarang ditemui pada anak berusia di bawah 5 tahun. Kebanyakan pengidap intelorenasi laktosa adalah remaja dan orang dewasa.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Ada 3 jenis intoleransi laktosa berdasarkan faktor yang menyebabkan defisiensi laktase yaitu:

1. Intoleransi laktosa primer

Intoleransi laktosa primer merupakan jenis paling umum. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan produksi laktase seiring dengan bertambahnya usia, sehingga mengalami penurunan penyerapan laktosa. Intoleransi laktosa jenis ini dapat disebabkan oleh gen, karena lebih sering terjadi pada beberapa populasi daripada yang lain.

2. Intoleransi laktosa sekunder

Intoleransi laktosa sekunder disebabkan oleh penyakit, cedera, atau operasi yang melibatkan usus kecil. Jenis kondisi ini jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti penyakit celiac. 

Hal ini karena peradangan di dinding usus dapat menyebabkan penurunan sementara produksi laktase. Walaupun begitu, kondisi ini dapat dilakukan pengobatan dengan mengembalikan kadar laktase, memperbaiki tanda dan gejala, dengan memakan waktu tertentu.

3. Intoleransi laktosa bawaan 

Jenis intoleransi laktosa bawaan dapat terjadi pada keturunan sejak baru lahir. Kelainan ini dapat diturunkan dari generasi ke generasi dalam pola autosomal resesif, atau Mama dan papa harus mewariskan varian gen yang sama agar anak tidak terpengaruh. 

Kondisi bayi prematur juga dapat menjadi risiko intoleransi laktosa bawaan karena tingkat laktase yang tidak mencukupi.

Baca juga: Manfaat DHA untuk Bayi, Apakah Membuat Anak Lebih Pintar?

Gejala Bayi Intoleransi Laktosa

Ma, Kenali Ciri-Ciri Intoleransi Laktosa Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Kondisi ini tidak selalu ditandai dengan bayi yang mengalami kesulitan dalam mencerna susu ya Ma. Tetapi biasanya gejala yang timbul pada bayi meliputi:

  1. Diare
  2. Kram perut
  3. Perut kembung
  4. Banyaknya gas dalam perut
  5. Mual dan muntah

Pada bayi yang masih belum bisa bicara, Mama bisa melihat tanda-tanda sakit perut melalui:

  1. Bayi mengepalkan tangan menjadi tinju
  2. Melengkungkan punggung
  3. Menendang atau mengangkat kaki
  4. Menangis sambil buang air
  5. Perut yang kembung mungkin akan terlihat lebih besar daripada biasanya dan terasa keras saat disentuh.

Walaupun begitu, Mama dan Papa perlu melakukan pemeriksaan dengan dokter untuk memastikan apakah Si Kecil mengalami hal ini. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta menanyakan riwayat kesehatan keluarga. 

Lalu akan dilakukan juga beberapa tes yaitu tes toleransi laktosa, tes pernapasan hidrogen, serta tes keasaman feses. 

Baca juga: 5 Tips Memilih Botol Susu Bayi, Mengapa Lebih Baik Anti Kolik?

Apa yang meningkatkan risiko terkena intoleransi laktosa?

Defisiensi laktase primer adalah penyebab paling umum dari intoleransi laktosa di seluruh dunia. Kondisi inilah yang paling memiliki risiko tertinggi. Selain itu, menurut penelitian kondisi ini pun lebih sering dijumpai pada ras Afrika dan Asia serta bayi yang lahir secara prematur.

Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa

Ma, Kenali Ciri-Ciri Intoleransi Laktosa Pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Kondisi intoleransi pada anak biasanya bersifat sementara, karena tubuh bayi pada akhirnya akan dapat meningkatkan produksi enzim laktase untuk mencerna gula dalam susu. Mama bisa menerapkan beberapa cara berikut untuk mengatasi kondisi ini:

1. Susu formula bebas laktosa

Coba berikan susu formula bebas laktosa selama 1-4 minggu, kemudian berikan susu formula standar atau ASI setelah tidak ada gejala selama seminggu. Perlu diketahui, ASI juga mengandung laktosa sehingga memungkinkan timbulnya gejala pada bayi. 

Jika gejala berkurang, Mama dapat mengganti sepenuhnya susu formula bebas laktosa dengan susu formula biasa dan ASI.

2. Hindari kandungan susu sapi

Pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI, Mama perlu menghindari bahan makanan yang mengandung banyak susu seperti yoghurt dan keju lunak selama 5-7 hari. Jika gejala berkurang, Mama bisa menambah menu makanan yang mengandung susu 1-4 hari.

Jangan lupa untuk tetap melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai upaya mengatasi hal ini pada anak. Dengan begitu Mama dan Papa bisa yakin bahwa usaha yang dilakukan baik atau tidak untuk Si Kecil. 

Tetapi kondisi bawaan ini akan terjadi seumur hidup ya Ma. Sehingga perlu dilakukan pengaturan pola makan anak yang sesuai untuk menghindari gejala. 

Kapan Harus ke Dokter?

Saat Si Kecil mengalami gejala-gejala seperti diare, kram perut, perut kembung, banyak gas dalam perut, serta muntah setelah mengonsumsi susu, sebaiknya langsung konsultasikan ini ke dokter ya, Ma.

Hal ini untuk memastikan bahwa gejala yang dialami Si Kecil dikarenakan oleh protein susu sapi, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome), radang usus, atau penyakit celiac. Jika Si Kecil didiagnosis intoleransi laktosa, Mama bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan ahli gizi.

Dukung Pemberian ASI 

Jika Mama dan Papa berhasil mengatasi kondisi ini pada anak, selamat! Tetap berikan nutrisi yang terbaik untuk dukung tumbuh kembang yang sehat juga, ya! Termasuk kembali memberikan ASI kepada Si Kecil. 

Jika ASI sulit keluar dan seret, Mama bisa mengonsumsi Mama’s Choice Almond Milk Powder. Dengan kandungan fenugreek dan DHA, susu almond ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan kualitas ASI Mama. Selain itu, Mama juga bisa mendapatkan nutrisi dan vitamin dari konsumsi ASI booster ini, lho!

Terdapat dua varian rasa yang bisa Mama pilih, yaitu coklat dan matcha. Keduanya memiliki kelezatan yang sama dan bebas dari pewarna, pengawet, serta perasa buatan. Mama tidak perlu khawatir merasa mual, karena rasanya yang enak dengan tekstur yang pas.

Diskon 37% untuk Almond Milk Powder! | Rp 69.000 Rp 109.000

4 dari 5 Mama sudah membuktikan produksi ASI meningkat sebanyak 50% setelah konsumsi pertama Mama’s Choice Almond Milk Powder. Sekarang, giliran Mama yang membuktikan khasiatnya, ya!

Itulah ciri-ciri intoleransi laktosa pada bayi dan cara mengatasinya. Semoga tulisan ini bermanfaat ya, Ma!

Klik banner di bawah ini untuk cek dan belanja produk berkualitas dengan harga spesial!

Artikel terkait: Ruam Susu pada Bayi, Ini Cara Alami Menghilangkan Bekasnya

Sumber:

alodokter.com

mayoclinic.org

ncbi.nlm.nih.gov

healthline.com

hopkinsmedicine.org

healthywa.wa.gov.au

Author Annisa Nur Fitriani

Annisa Nur Fitriani

Seorang perempuan yang menyukai beragam proses belajar, mulai dari mendengar, mengamati, dan menulis. Baginya, semua tempat adalah sekolah, dan semua Mama adalah guru yang berharga.

COMMENTS

0 Comments
Leave a comment

Keranjang Anda (0)

Close

Belanja Rp90,000 lagi untuk dapat free ongkir!

Mini Cart

Keranjang belanja Anda kosong.

Shop now
1
0