Keguguran merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang kerap dikhawatirkan oleh para ibu hamil. Penyebab keguguran pun cukup bervariasi, tetapi seringkali tidak dapat diidentifikasi dengan pasti.
Untuk itu, pemahaman gejala dan cara pencegahan keguguran sejak dini pun menjadi sangat penting dilakukan.
Bagaimana tanda-tanda ibu hamil mengalami keguguran?
Keguguran adalah kematian janin di dalam kandungan yang terjadi sebelum usia 20 minggu kehamilan. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut pula dengan abortus spontan.
Dilansir dari American Pregnancy Association, sekitar 10-25% dari semua kehamilan akan berakhir dengan keguguran. Sebagian besar keguguran umumnya akan terjadi selama 13 minggu pertama kehamilan.
Gejala utama keguguran ialah keluarnya darah dari vagina saat hamil muda. Pendarahan ini bisa berlangsung ringan maupun parah.
Selain itu ada beberapa gejala keguguran lain yang juga perlu diwaspadai. Seperti:
- Kram parah (seringkali rasanya lebih buruk daripada kram saat menstruasi normal)
- Sakit perut, perut terasa kencang
- Kelemahan
- Nyeri punggung yang tidak tertahankan
- Penurunan berat badan
- Kontraksi
- Penurunan atau hilangnya tanda kehamilan mendadak
- Keluarnya jaringan atau cairan dari vagina
- Demam tinggi
Bila Mama mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas di awal kehamilan. Segera konsultasikan hal tersebut untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
6 penyebab keguguran yang perlu Mama waspadai
Penyebab keguguran pada setiap ibu hamil cukup bervariasi. Selama trimester pertama, penyebab keguguran yang paling umum dikarenakan kelainan kromosom pada bayi.
Sekitar 50% keguguran terjadi karena kelebihan atau kekurangan kromosom pada bayi.
Selain itu ada pula beberapa penyebab keguguran lainnya, yaitu:
- Masalah hormonal
- Infeksi (toxoplasmosis, rubella, sifilis, malaria, HIV, dan gonore)
- Masalah kesehatan ibu (diabetes, ginjal, tiroid, autoimun, abnormalitas uterus)
- Gaya hidup yang buruk (merokok, penggunaan narkoba, kekurangan gizi, kelebihan kafein, dan paparan radiasi atau zat beracun)
- Implantasi sel telur ke dalam lapisan rahim tidak terjadi dengan benar
- Trauma ibu
Adapun sejumlah faktor yang dapat membuat seorang ibu lebih berisiko mengalami keguguran, diantaranya:
- Ibu hamil di bawah usia 35 tahun memiliki kemungkinan keguguran sekitar 15%
- Ibu hamil berusia 35-45 tahun memiliki kemungkinan keguguran 20-35%
- Ibu hamil di atas usia 45 dapat memiliki peluang keguguran hingga 50%
- Pernah mengalami keguguran sebelumnya
Cara mendiagnosa keguguran
Ketika ibu hamil mengalami gejala-gejala keguguran, dokter kandungan biasanya akan melakukan tes panggul, tes ultrasonografi dan pemeriksaan darah untuk memastikan keguguran. Pemeriksaan darah dilakukan untuk memeriksa kadar hormon HCG yang seharusnya meningkat saat kehamilan.
Jika keguguran sempurna dan rahim kosong, maka tidak diperlukan perawatan lebih lanjut. Namun terkadang, rahim tidak sepenuhnya kosong setelah keguguran sehingga prosedur pelebaran dan kuretase perlu dilakukan.
Selama prosedur ini, serviks melebar dan jaringan janin atau plasenta yang tersisa dikeluarkan dengan lembut dari rahim.
Apakah saya bisa hamil lagi setelah keguguran?
Mama tidak tidak perlu khawatir karena 85% wanita yang mengalami keguguran tetap dapat memiliki kehamilan dan kelahiran normal berikutnya.
Memiliki keguguran tidak selalu berarti Anda memiliki masalah kesuburan. Di sisi lain, sekitar 1% -2% wanita mungkin mengalami keguguran berulang (tiga atau lebih). Namun beberapa peneliti percaya ini terkait dengan respons autoimun.
Tips untuk mencegah keguguran
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebagian besar keguguran terjadi karena kelainan kromosom pada bayi. Tidak ada hal yang dapat dilakukan untuk mencegah keguguran terkait hal ini.
Meski begitu, menerapkan gaya hidup yang baik dan menjaga kesehatan secara keseluruhan dapat mengurangi risiko keguguran. Oleh karena itu, lakukan beberapa cara ini untuk mendapatkan kehamilan yang kuat dan sehat.
- Mengomsumsi setidaknya 400 mg asam folat setiap hari. Mulailah sejak program hamil hingga kehamilan jika memungkinkan
- Olahraga secara teratur.
- Makanlah makanan yang sehat dan seimbang
- Kelola stres dengan relaksasi rutin dan pikiran yang tenang
- Jaga berat badan dalam batas normal
- Jangan merokok dan sebisa mungkin jauhi asap rokok orang lain
- Jangan minum alkohol atau minum lebih dari satu atau dua cangkir minuman berkafein seperti kopi sehari
- Hindari obat terlarang
- Pastikan Mama mendapat informasi terbaru tentang imunisasi yang harus didapatkan selama kehamilan atau mempersiapkan kehamilan
- Hindari radiasi dan racun seperti arsenik, timbal, formaldehid, benzena, dan etilen oksida
- Gunakan produk perawatan sehari-hari yang terbukti aman untuk ibu hamil
Mama bisa menggunakan produk perawatan dari Mama’s Choice sebagai pilihan terbaik! Diformulasikan khusus untuk ibu hamil dan ibu menyusui, Mama’s Choice akan membantu Mama mendapatkan produk perawatan tubuh yang tepat dan aman.
Semua produk Mama’s Choice telah teruji aman tanpa mengandung zat toksin yang berbahaya untuk kehamilan. Dengan begitu, Mama bisa merawat diri dengan tenang dan nyaman, tanpa harus takut mengganggu perkembangan janin di dalam kandungan.
Sebab, kalau bukan Mama, siapa lagi yang harus memulai untuk menciptakan kehidupan sehat di masa depan? Dapatkan Mama’s Choice sekarang lengkap dengan gratis biaya pengiriman. Klik banner untuk info selengkapnya, Ma! 🙂
Referensi: American Pregnancy Association, WebMD, Mayo Clinic
Tya
Gemar menulis dan bercerita. Membagikan kisah, pengalaman dan inspirasi melalui kata-kata. Perempuan yang terlihat melodrama, tapi suka tertawa. Sedang bersiap-siap menanti kehadiran si kecil dalam hidupnya. Agar semakin menyenangkan, berceritalah ia. Di sini.