Memasuki usia 4-6 bulan, umumnya gigi pertama bayi akan tumbuh. Oleh karena itu, kebersihan gigi dan mulut harus mulai diperhatikan dan ditanamkan sejak dini pada Si Kecil. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan anak sikat gigi. Lalu, kapan sebaiknya Mama dan Papa mengajarkan anak sikat gigi?
Kapan Mama bisa Mengajarkan Anak Sikat Gigi?
Membersihkan gigi Si Kecil sebaiknya dilakukan pada saat gigi pertamanya tumbuh, Ma. Selain dapat membangun kebiasaan yang baik untuk gigi sejak dini, Mama juga dapat membantu memastikan kesehatan gigi Si Kecil di masa yang akan datang.
Seperti yang dikutip dalam What to Expect, gigi susu yang rusak dapat mengganggu nutrisi dan perkembangan bicara yang baik bagi Si Kecil. Jika gigi susu yang membusuk tanggal, mereka tidak dapat menahan tempat yang tepat untuk gigi masa depan, sehingga dapat membuat gigi permanen menjadi tumbuh tumbuh tidak sempurna.
Di saat gigi pertama Si Kecil muncul, mungkin ia belum bisa menyikatnya sendiri. Mama dan Papa dapat membantu membersihkannya dengan lembut menggunakan kain lap basah, kain kasa, atau finger brush.
Baca juga: Ma, Ini Cara Mengatasi Demam Pada Bayi karena Tumbuh Gigi
Cara Mengajarkan Anak 1 Tahun Sikat Gigi
Memasuki usia setahun, Mama dan Papa dapat mengajarkan anak sikat gigi. Cara mengajarkan anak 1 tahun sikat gigi memang susah-susah-gampang. Namun, Mama dan Papa tidak boleh putus asa. Berikut ini tips untuk mengajarkan anak sikat gigi yang bisa Mama dan Papa lakukan di rumah bersama Si Kecil.
1. Berikan contoh menyikat gigi
Anak sangat pandai meniru. Jadi Mama dan Papa perlu memberikan contoh bagaimana cara menyikat gigi. Biarkan anak memegang sikat giginya sendiri, lalu menirukan gerakan Mama dan Papa. Menonton video juga bisa jadi trik lain untuk mengajarkan Si Kecil tentang sikat gigi.
2. Buat kegiatan sikat gigi jadi menyenangkan
Bebaskan anak untuk memilih warna sikat gigi dan rasa pasta gigi yang ia suka. Kemudian buat suasana menyenangkan setiap kali hendak menyikat gigi. Misalnya dengan menyanyikan lagu atau membuat gerakan-gerakan lucu yang membuat anak senang.
3. Pilih pasta gigi bebas SLS dan fluoride
Hindari pasta gigi yang mengandung deterjen Sodium lauryl sulfate (SLS) dan fluoride. Sebab kedua kandungan ini punya efek samping seperti dapat menyebabkan sariawan, kerusakan jaringan di rongga mulut, penurunan fungsi ludah, hingga gigi menguning (fluorosis).
Selain itu, pasta gigi yang bebas dari fluoride akan lebih aman jika tidak sengaja ditelan. Apalagi, jika si Kecil masih sulit diajarkan untuk meludah setelah menyikat gigi.
Menyikat gigi sebanyak dua kali sehari di bawah pengawasan orang tua merupakan hal yang dapat kami anjurkan. Pengawasan orang tua penting dan dapat menjadi pengamatan pertama saat anak mengalami masalah pada mulut dan giginya – studi dari Sekolah Kedokteran Gigi, Shahid Beheshti University, Iran
Pasta Gigi Aman untuk Si Kecil
Kabar gembira nih buat Mama dan Papa yang mau mengajari anak menyikat gigi sejak dini. Sekarang sudah ada Mama’s Choice Kids Toothpaste , pasta gigi yang dirancang khusus untuk sang buah hati. Tidak ada kandungan berbahaya seperti SLS dan fluoride, jadi Si Kecil bisa sikat gigi dengan aman dan nyaman.
Kids toothpaste dari Mama’s Choice terbuat dari bahan-bahan yang aman dan natural, seperti Xylitol untuk melindungi dari gigi berlubang, Hydroxyapatite yang dapat mengobati ketidakseimbangan metabolisme kalsium dan fosfat serta mendukung pemeliharaan struktur dan mineralisasi yang sehat.
Selain itu, Kids Toothpaste ini juga mengandung Calendula Organik yang dapat mengurangi dan mencegah iritasi di gusi Si Kecil. Mama’s Choice Kids Toothpaste ini memiliki dua varian rasa kesukaan anak, yaitu strawberry, dan bubble gum.
—
Semoga informasi ini dapat membantu Mama dan Papa mengajarkan anak 1 tahun untuk sikat gigi. Jangan salah pilih pasta gigi untuk Si Kecil, ya, Ma. Karena keamanan tetap jadi yang utama untuk sang buah hati.
Klik banner di bawah untuk berbelanja kebutuhan si Kecil dengan harga spesial!
Artikel terkait: Cara Mencegah & Mengatasi Gigi Berlubang Pada Anak Balita 3 Tahun
Sumber:
Annisa Nur Fitriani
Seorang perempuan yang menyukai beragam proses belajar, mulai dari mendengar, mengamati, dan menulis. Baginya, semua tempat adalah sekolah, dan semua Mama adalah guru yang berharga.