Di Indonesia, tinggal bersama mertua merupakan hal yang sangat lumrah. Salah satu alasan mengapa banyak pasangan memilih untuk tinggal bersama orang tua adalah untuk menghemat biaya. Namun, tinggal bersama mertua memiliki tantangan tersendiri, apalagi jika mertua suka ikut campur soal keluarga dan anak. Betul tidak?
Tapi tenang, Mama tidak sendiri! Kali ini kami akan merangkum beberapa cerita dan kecemasan yang umum dialami oleh Mama-Mama yang juga tinggal dengan mertua yang suka ikut campur, sekaligus bagaimana cara menghadapi nya. Yuk simak selengkapnya di sini!
Mertua Saya Sering Ikut Campur dalam…
1. Urusan Rumah Tangga
Sering mendengar kalimat ini? Ya, contoh kalimat mengatur ini tak hanya ada dalam sinetron, namun sungguh nyata di kehidupan pasangan yang tinggal dengan mertua. Perasaan kesal dan terkekang karena diatur pun muncul, apalagi jika Mama sedang lelah.
Salah satu kunci untuk menghadapinya adalah berkomunikasi dengan pasangan mengenai masalah tersebut, misalnya tanyakan baik-baik apakah suami bermasalah jika Mama tidak menyiapkan sarapan. Dengan mengetahui pendapat pasangan seperti ini, Mama bisa mengambil langkah selanjutnya, entah mengubah diri atau menjelaskan pada mertua.
Jika mertua tidak mau mendengarkan? Coba bernegosiasi dan sedikit menurunkan idealisme Mama. Tawarkan juga alternatif beserta alasannya, misalnya: Mama akan menyediakan sarapan di hari kerja dan minta pengertian agar bisa beristirahat lebih lama di akhir pekan. Semoga dengan menawarkan solusi terbuka, mertua bisa lebih mengerti, ya.
2. Mengasuh Anak
Ternyata, tidak sedikit Mama yang tertekan karena mertua ikut campur dalam urusan mengasuh anak. Apalagi dalam contoh kasus di atas, di mana mertua menyuruh Mama memberi bayi makan sebelum 6 bulan. Jangan ya Ma, hal ini bisa sangat membahayakan nyawa bayi.
Cara menghadapi mertua yang ikut campur dalam pengasuhan bayi adalah dengan berpegang pada fakta ilmiah dan menjelaskannya secara baik-baik, bahwa hal tersebut dianjurkan atau tidak oleh dokter anak. Bila perlu, Mama bisa mengajak mertua ke dokter agar selalu mendapatkan edukasi pengasuhan anak dari sumber yang terpercaya.
Dilansir dari Kidshealth.org, waktu terbaik untuk memperkenalkan makanan padat adalah saat bayi telah mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk makan. Dokter menganjurkan agar ibu menunggu untuk memberi makan sampai bayi berusia 6 bulan.
Artikel terkait: 88% Ibu Ternyata Belum Menilai Dirinya Sebagai Ibu yang Baik
3. Pilihan Saya
Bukan rahasia lagi kalau mertua senang menggurui Mama terhadap pilihan-pilihan yang Mama ambil. Mulai dari pilihan karir, pola mengasuh anak, bahkan hingga produk-produk anak yang Mama pakai, semua dikomentari oleh mertua.
Sikap seperti ini sebenarnya bisa dimengerti, sebab mertua telah lebih dulu menjalani perjalanan keibuan mereka. Mama bisa melihat dari sisi positifnya, yakni setidaknya, Mama punya teman untuk sharing kegalauan soal masalah ibu baru, bukan?
Tapi, Mama juga perlu menjelaskan dengan sabar kepada mertua, bahwa perkembangan teknologi kini telah menghadirkan banyak inovasi produk yang lebih aman dan efektif untuk bayi. Contohnya soal botol susu bayi. Sekarang botol susu tak mesti berbahan kaca, sebab sudah tersedia botol berbahan plastik yang aman jika dipanaskan dan bahkan juga memiliki teknologi untuk mencegah bayi kolik.
Alasan Psikologis Mengapa Mertua Suka Ikut Campur
Memang idealnya saat menikah, Mama dan Papa mulai memiliki ruang sendiri untuk mengambil berbagai keputusan dan membangun pola kehidupan rumah tangga. Tapi hak istimewa ini terasa langka bagi pasangan yang hidup bersama dengan mertua atau orang tua.Â
Namun, setiap masalah dengan mertua hendaknya tidak dilihat sebagai sebuah persaingan atau permusuhan. Sebab ternyata mertua punya alasan di balik sikapnya yang kerap menjengkelkan.
“Ketakutan terbesar orang tua adalah tersingkir dari hubungan dengan anak dan cucunya. Kadang-kadang orang yang merasa terancam berperilaku buruk, jadi pendekatan terbaik adalah menunjukkan bahwa Anda ingin belajar sambil tetap memiliki batasan. Dengan demikian, Anda membuat keberadaan sebagai menantu bukanlah ancaman, melainkan memperkuat ikatan kekeluargaan itu sendiri.” – Dr. Terri Apter, resident scientist and professor at Cambridge University
Cara Menghadapi Mertua yang Suka Ikut Campur
Dengan menyadari alasan di balik sikap ikut campur mertua, Mama bisa mengubah gesekan menjadi sebuah kolaborasi antar anggota keluarga. Berikut tipsnya:
- Coba pahami maksud dan keinginan mertua, jangan terlalu cepat menolak mentah-mentah ucapannya.
- Satukan prinsip dengan pasangan apa yang perlu dan tak perlu diceritakan pada orang tua, misalnya soal keuangan dan anak.
- Jangan meminta pasangan untuk memilih antara Anda dan orang tuanya.
- Selalu tenang dan jaga sopan santun saat berbicara dengan mertua, usahakan agar tidak mudah sakit hati. Jika perlu, biarkan pasangan yang memberi respon saat orang tuanya ikut campur dalam suatu masalah.
Memang tidak mudah untuk memperbaiki hubungan dengan mertua, perlu hati yang besar dan kerja keras dari kedua belah pihak untuk menghormati batasan masing-masing. Tapi jika keadaan tidak kunjung membaik, tak ada salahnya Mama menghubungi psikolog untuk memastikan kesehatan mental Mama tetap terjaga.
Baca juga: 7 Tips Keuangan untuk Calon Orang Tua
—
Semoga informasi ini membantu mengurangi worry Mama seputar hubungan dengan mertua, ya. Yang pasti, Mama tidak sendiri kok dalam menjalani perjalanan keibuan ini! Mama’s Choice selalu hadir untuk #KurangiWorry selama perjalanan keibuan Mama dan hari-hari pertama kehidupan Si Kecil!
Temukan juga tips seputar kehamilan dan menyusui, serta berbagai produk perawatan ibu dan bayi yang aman, Halal, dan natural di sini. Klik banner untuk lihat selengkapnya!
Sumber:
Maureen
I am a happy & proud millenial mom! Senang belajar dan berbagi ❤