“Kenapa harus memaafkan diri sendiri? Memangnya saya salah apa?” Kalau pertanyaan ini diajukan ke saya, jawabannya: “salah saya sama diri sendiri banyak!”. Namanya ibu, ya, juga manusia, secara sadar atau tidak, kita telah mengizinkan diri ini terlibat dengan banyak hal yang di luar kendali.
Kepikiran terus kesalahan-kesalahan di masa lampau yang pernah kita perbuat, cuma “mikirin”, kapan memaafkan? Itu pertanyaan yang menurut saya lebih urgent.
“Coba waktu itu aku lebih melek soal ASI, kan si kecil bisa lulus program ASI eksklusif”
Hehehe, saya sekalian curhat, Ma, karena ini nih, salah satu kesalahan saya di masa lalu. Kurang ngulik tentang ASI sebelum hamil. Ya, tapi mau sampai kapan kita terlalu tenggelam dalam kubangan rasa bersalah? Seperti yang dikatakan Dr. Fred Luskin holds a Ph.D, Konselor dan Psikologi Kesehatan dari Universitas Stanford, dia bilang:
“Halangan terbesar untuk memaafkan diri sendiri adalah kecenderungan kita terlalu lama berkubang dalam rasa bersalah.”
Lebih fatal lagi kalau sudah ada ditahap, “merasa buruk bukan hanya karena kita tahu itu salah, tapi seolah menarik perasaan buruk itu untuk menutupi dirinya seperti selimut dan menolak untuk berhenti meratap.” jelas Luskin lebih detail.
STOP sampai di sini yuk, Ma. Sementara Mama masih meratapi kesalahan-kesalahan di masa lalu, entah itu di ranah parenting, pekerjaan, pernikahan, pertemanan dan seterusnya, dunia terus berjalan, dan arahnya ke masa depan – waktu yang paling jauh adalah masa lalu.
Kenapa penting untuk memaafkan diri sendiri?
Menurut scopeblog.stanford.edu , dalam sebuah penelitian menunjukkan mereka yang terus berlatih memaafkan diri sendiri memiliki mental dan emosi yang baik, sikap yang lebih positif, dan hubungan yang lebih sehat (ini kemungkinan besar, relasi individu dengan diri sendiri dan orang-orang sekitarnya, ya, Ma). Selain itu akan memiliki produktivitas, fokus, dan konsentrasi yang lebih tinggi.
“Mereka yang baik pada diri sendiri, akan mengurangi kecemasan dan depresi.”
Langkah-langkah memaafkan diri sendiri, menurut Dr. Fred Luskin holds a Ph.D
1. Tahu persis bagaimana perasaan Mama tentang apa yang sudah Mama lakukan. Mampu menjabarkan kesalahan secara spesifik, dan apa dampak negatif yang ditimbulkan. Tapi jangan pendam sendiri, ceritakan pada orang yang paling Mama percaya, tentang perasaan Mama.
2. Memahami pengampunan. Pengampunan memungkinkan Mama merasa damai, meskipun Mama melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Mama mungkin masih butuh waktu berdamai dengan seseorang yang Mama sakiti, atau sebaliknya. Tapi yang paling penting adalah berdamai dengan diri sendiri.
3. Pengampunan diri dapat didefinisikan sebagai pengakuan bahwa setiap orang termasuk Mama membuat kesalahan, bahwa kesalahan dan rasa malu dapat digantikan dengan menebus kesalahan dan mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk berperilaku, dan bahwa cerita yang menyakitkan, bisa Mama lepaskan.
4. Ketahuilah bahwa kesusahan utama Mama berasal dari perasaan, pikiran, dan gangguan fisik yang Mama alami saat ini, bukan yang Mama lakukan dua menit atau sepuluh tahun lalu.
5. Mempraktikkan manajemen stres dengan bernapas perlahan ke dalam dan keluar dari perut Mama sambil berfokus pada seseorang yang Mama cintai.
Baca juga: “Nggak apa-apa, Ma, ngerasa lelah. Jangan lupa istirahat, ya!”
6. Berhenti menuntut hal-hal dari diri atau hidup Mama yang tidak terjadi. Kenali “aturan yang tidak bisa diterapkan” yang Mama miliki tentang bagaimana Anda seharusnya berperilaku. Yuk, kita ingat-ingat lagi, bahwa setiap manusia membuat kesalahan. Masing-masing kita berpotensi tidak dapat melakukan sesuatu yang selalu benar, di tempat dan waktu yang bersamaan.
7. Jika Mama telah menyakiti orang lain atau diri sendiri, cari cara untuk minta maaf dengan tulus. Poin yang terpenting, ubah perilaku kita, sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.
8. Apresiasi diri sendiri! Luangkan waktu setiap hari untuk mengakui hal-hal baik yang sudah Mama lalukan.
9. Ubah kisah Mama tentang kegagalan dan penyesalan, sebagai momentum membuat pilihan yang berani untuk belajar, tumbuh dan memaafkan diri sendiri.
–
Kami keluarga besar Mama’s Choice mengucapkan, Selamat Idul Fitri 1441 Hijriah, Mohon Maaf Lahir & Batin. Jangan lupa (juga) memaafkan diri sendiri, setelah Mama selesai bermaafan dengan handai taulan dan keluarga. Selamat berkumpul dengan orang-orang tersayang, Ma.
anita
Biasa dipanggil Thatha, senang menulis sejak SMP. Ibu dari satu orang anak laki-laki. Pencinta travelling, kopi, fotografi, dan tanaman hias. "Put your own oxygen mask on first so you have enough air to breathe and energy for yourself before you can assist and give to others.” –NN , adalah prinsip hidupnya menjalani peran sebagai ibu, istri, penulis dan pribadi seutuhnya.